
Publikasi Informasi

Dipulangkan Para Korban Trafficking dari Papua asal Palabuhanratu Siap Direhabilitasi
Kepala Dinas PPPA Kabupaten Sukabumi, H. Eki Radiana Rizki, mengapresiasi kunjungan Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Hj. Yani Jatnika Marwan kepada para korban Tidak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) asal wilayah Palabuhanratu dari Papua, Selasa (1/3).
“Ini sebagai salah satu sikap beliau yang sangat peduli dan mempunyai rasa kasih sayang terhadap korban TPPO,” ungkapnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, Satreskrim Polres Sukabumi, melalui Unit Pelayanan Perempuan dan Anak berhasil memulangkan empat korban TPPO (trafficking) dari lembah prostitusi di Paniai, Papua pada Rabu (23/2). Keempat korban terdiri dari dua remaja, satu ibu rumah tangga dan satu anak di bawah umur (15 tahun).
Berdasarkan hasil pantauan Ketua P2TP2A beserta jajarannya, para perempuan dan anak korban trafficking tersebut, berada dalam kondisi yang baik dari segi fisik maupun psikis.
“Keadaannya sudah bagus tidak kelihatan trauma dan sebagainya. Kita bersyukur mereka bisa kembali lagi ke Kabupaten Sukabumi,” tutur Hj. Yani Jatnika di kantor Kecamatan Palabuhanratu, pada Selasa (1/3).
Dia menegaskan, atas kejadian itu, P2TP2A dan Dinas PPPA Kabupaten Sukabumi, bersama Unit Pelayanan Publik (UPP) Pemberdayaan Perempuan Provinsi Jawa Barat, siap menerjunkan psikolog untuk melakukan trauma healing kepada para korban, jika hal itu masih diperlukan.
Selain itu, rehabilitasi dalam bentuk pemberdayaan dan pelatihan ekonomi sebagai modal mengembangkan usaha guna memperbaiki perekonomian mereka agar peristiwa serupa tidak terulang, juga tengah diupayakan.
“Saya juga mengimbau kepada perempuan dan para orang tua, jangan percaya omongan manis ada pekerjaan yang enak dengan gaji besar, harus lebih hati-hati, harus benar-benar dipikirkan serta cek dan ricek dulu, jangan terperdaya dan mudah percaya sama orang lain,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Camat Palabuhanratu, Ali Iskandar menuturkan bahwa upaya paling penting adalah mempersiapkan para korban trafficking tersebut, untuk bisa melanjutkan kehidupan mereka secara mandiri.
Apalagi himpitan ekonomi menjadi alasan mereka terjebak dan menjadi korban trafficking. Atas dasar itu, upaya pemberdayaan ekonomi harus didorong untuk mengatasi permasalahan hidup mereka agar tidak terjebak oleh iming-iming penghasilan besar.
“Pokoknya, tidak hanya dipulangkan, tapi juga harus bisa dikoreksi agar tidak diulangi lagi. Yang terpenting harus diberikan solusi dan intervensi berupa pemberdayaan, dan dimotivasi agar bisa menjadi manusia yang lebih terhormat,” tegasnya.
Guna penguatan harga diri dan edukasi moral, pemberian pemahaman keagamaan juga harus dilakukan, terlebih lagi diantara korban, salah satunya sudah terbiasa bekerja di tempat hiburan malam.
“Kita akan mengajak pemangku agama untuk memberikan tausiyah dan lain sebagainya (kepada para korban),” imbuhnya.
“Saya mengimbau kepada perempuan dan para orang tua, jangan percaya omongan manis ada pekerjaan yang enak dengan gaji besar, harus lebih hati-hati, harus benar-benar dipikirkan serta cek dan ricek dulu, jangan terperdaya dan mudah percaya sama orang lain,” ucap Ketua P2TP2A, Hj. Yani Jatnika Marwan.
Bidang Perlindungan Perempuan dan Khusus Anak
Berita Terbaru

